Tuesday, October 9, 2012

TEORI MODERNIISASIPEMBANGUNAN SEBAGAI MASALAH INTERNAL


TEORI MODERNIISASIPEMBANGUNAN SEBAGAI MASALAH INTERNAL
A.           PEMBAGIAN KERJA SECARA INTERNASIONAL
 Teori pembagian kerja secara internasional merupakan teori yang dianut, para ahli ekonom, termasuk mereka yang punya posisi penting dalam menentukan kebijakan perdagangan luar negeri sebuah negara, mengikuti teori ini. Teori-teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa setiap negara harus melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan keuntunggan komparatif yang dimiliki.
Teori Pembagian Kerja Secara internasional juga menyatakan bahwa perdagangan internasional akan menguntungkan semua pihak. Harga barang akan turun mencapai titik terendah bila terjadi perdaganga bebas. Missal kemajuan teknologi di Negara-negara industry akan mengakibatkan produksi jadi berlimpah dan murah.
Pada akhirnya seperti yang dikatakan oleh Tudaro, pembangunan yang didasarkan pada kemandirian diri sendiri melalui isolasi sebagian atau keseluruhan, dianggap sebagaai pembangunan yang secara ekonomis kurang baik dibandingkan dengan pembangunan yang yang mengikut-serta-kan diri kedalam perdagangan internasional yang bebas dan tidak terbatas. Pembangunan yang meleburkan diri ke dalam kegiatan ekonomi dunia, pada dasarnya negara-negara yang ada saling tergantung dan akan lebih menguntungkan bila negara-negara saling mengisi kelemahan yang ada.

B.            TEORI MODERNISASI
Teori keuntungan komparatif yang dimiliki di dunia ini terdapat dua kelompok negara (1) negara yang memproduksi hasil pertanian, dan (2) negara memproduksi barang industri. Mengapa terjadi dua kelampak negara –yaitu negara-negara miskin biasanya merupakan negara pertanian dan negara kaya yang biasanya adalah negara industri? Pertama teori modrnisasi.. Kedua  kelmpok teori struktural.  Beberapa teori yang tergolong kedalam kelompok Teori Modernisasi. Teori-teori dipilih karena masing-masing teori dianggap mewakili satu kelompok pikiran tertentu
1.             TEORI HARROD-DOMAR: TABUNGAN DAN INVESTASI
Teori ini dikembangkan oleh Evsey Domar dan Roy Harrod. Kedua tokoh tersebut mencapai kesimpulan yang sama yaitu bahwa pertumbuhan ekonoimi ditentukan tingginya tabungan dan investasi. Kalau tabungan dan investasi rendah, pertumbuhan ekonomi masyarakat atau negara tersebut juga akan rendah. Rumus pembangunan Harrod Domar ini masih dipertahankan. Rumus ini didasarkan pada asumsi bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal. Seperti yang dikatakan oleh blomstron dan Hettene.
Modifikasi-modifikasidari teori Harrod- Domar memang terus terjadi. Tetapi prinsipnya sama : kekurangan modal,tabungan dan investasi menjadi masalah utuma pembangunan. Satu teori yang merupakan modifikasi dari teori ini adalah,Teori Rostow tentang tingkat-tingkat pertumbuhan dan tinggal landas.  Pada intinya Rostow berbicara tentang usaha peningkatan tabungan dan investasi dalam memacu perkembangan sebuah masyarakat untuk mencapai posisi tinggal landas.
2.         MAX WEBER: ETIKA PROTESTAN
Teori Weber mempersoalkan masalah manusia yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya disekitarnya,khususnya nilai-nilai agama. Dia membahas bermacam gejala kemasyarakatan, misalnya tentang perkembangan bangsa-bangsa didunia,tentang kepemimpinan dan lain sebagainya. Salah satu topik yang penting bagi masalah pembangunan yang di bahas oleh Weber adalah tentang peran agama sebagai faktor yang menyebabkan munculnya kapitalisme di eropa barat dan Amerika Serikat.
Setelah melakukan analisa,  Weber mencapai kesimpulan bahwa salah salah satu penyebab utamanya negara di Eropa dan Amerika Serikat adalah apa yang disebutnya sebagai Etika Protestan. Etika protestan lahir di eropa melalui agama Protestan yang dikembangkan oleh Calvin. Calvin mengatakan bahwaseorang itu sudah ditakdirkan sebelumnya untuk masuk ke surga ataw neraka. Tetapi orang yang bersangkutan tentu saja tidak mengetahuinya. Karena itu, mereka menjadi tidak tenang, menjadi cemas, karena ketidak-jelasan nasibnya ini.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah mereka akan masuk surga atau neraka adalah keberhasilan kerjanya didunia yang sekarang ini. Seorang berhasil dalam kerjanya didunia , hampir dapat dipastikan bahwa dia ditakdirkan untuk naik ke surga setelah dia mati nanti. Begitu juga sebaliknya. Mereka bekerja tanpa pamerih, artinya mereka bekerja bukan untuk mencari kekayaan material melainkan terutama mengatasi kecemasanya . inilah yang disebut Etika Protestan. Etika protestan oleh Weber yaitu, cara bekerja yang keras dan sungguh-sungguh, lepas dari imbalan materialnya. Etika protestan menjadi sebuah nilai tentang kerja keras tanpa pamerih untuk mencapai sukses.
3.        DAVID MCCLELLAND: DORONGAN BERPRESTASI ATAU N-ACH
McClellandseorang ahli pisikologi sosial mengambil kesimpulan bahwa untuk membuat sebuah pekerjaan berhasil , yang penting adalah sikap terhadap pekerjaan tersebut. McClelland tiba pada konsepnya yaitu, the need foor Achievement, kebutuhan atau dorongan untuk berprestas. Konsep ini disingkat dengan sebuah simbul n-Ach. Orang dengan n-Ach tinggi, yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi mengalami nkepuasan bukan karena mendapatkan imbalan dari hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerja tersebut di anggapnya sangat baik. Ada kepuasan batin tersendiri kalau dia berhasil menyelesaikan pekerjaanya dengan sempurna. Imbalan material menjadi faktor sekunder.
McClelland mengatakan bahwa kalau dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dari data dan hasil penilaian ditemukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi selalu didahului oleh n-Ach yang tinggi dalam karya sastra yang ada ketika itu. Kalau karya-karya tersebut menunjukan  n-Ach rendah, pertumbuhan ekonominya kemudian menunjukan anggka yang menurun.
4.         W.W. ROSTOW : LIMA TAHAP PEMBANGUNAN
Rostow menguraikan teorinya tentang proses  pembangunan dalam sebuah masyarakat,bagi rostow pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yaitu dari masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju. Rostow membagi proses pembangunan menjadi lima tahap yaitu sebagai berikut;
a)      Masyarakat Tradisional
Produksi masih sangat terbatas. Masyarakat cenderung bersifat statis, dalam artian kemajuan berjalan dengan sangat lambat. Prodoksi dipakai untuk konsumsi,tidak ada investasi.
b)               Prokondisi untuk Lepas Landas
Keadaan ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih maju. Perubahan ini tidak datang karena faktor-faktor internal masyarakat tersebut, karena pada dasarnya masyarakat tradisional tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri. Campurtangan dari luar ini menggoncangkan masyarakat tradisional itu. Di dalamnya mulai ada berkembang ide pembaharuan.
c)                Lepas Landas
Pada periode ini, tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10% dari pendapatan nasional, atau lebih. Juga industri-indusrti baru mulai berkembang sangat pesat. Keuntunganya sebagian besar ditanamkan kembali ke pabrik yang baru. Dalam pertaniaan, teknik-teknik baru juga tumbuh. Pertanian menjadi usaha komersial untuk mencari keuntungan, bukan sekedar untuk konsumsi. 
d)               Bergerak Ke Kedewasaan
Antara 10% sampai 20% dari pendapatan nasional selalu diinvestasikan kembali, supaya bisa mengatasi persoalan pertambahan penduduk. Industri berkembang dengan pesat. Negara ini memantapkan posisinya dalam perekonomiaan global. Barang-barang yang tadinya diimport sekarang diproduksikan di dalam neger, import baru menjadi kebutuhan,sementara ekspor barang-barang baru mengimbangi impor.
e)                Zaman konsumsi Masal yang Tinggi
Produksi industry mulai berubah, dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama. Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang paling utama. Sesudah taraf kedewasaan dicapai , surplus ekonomi akibat proses politik yang terjadi dialokasikan untuk kesejahteraan social dan penambahan dana social
Teori Rostow tentang lima tahap pertumbuhan ekonomi ini seperti halnya teori-teori modrenisasilainya, didasarkan pada dikotomi masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Rostow juga berbicara tentang keperluan akan adanya sekelompok wiraswastawan selain itu Rostow jua berbicara tentang kondisi-kondisi social yang melahirkan para wiraswastawan. Rostow menyebutkan dua kondisi social !) adanya elit baru dalam masyarakat yang merasa diingkari haknya oleh masyarakat tradisional di mana dia hidup, untuk mendapatkan prestise dan mencapai cara-cara konvensional yang ada. 2) masyarakat yang ada cukup fleksibel untuk memperbolehkan warganya mencari kekayaan sebagai jalan untuk menaikan statusnya dalam masyarakat.       
5.      BERT F HOSELITZ: FAKTOR-FAKTOR NON EKONOMI.
Faktor non-ekonomi ini disebut faktor kondisi lingkungan, yang dianggap penting dalam proses pembangunan. Hoselitz menekankan bahwa meski seringkali orang menunjukan bahwa masalah utama pembangunan adalah kekurangan modal, ada  masalah lain yang juga sangat penting, yaitu ktrampilan kerja tertentu, termasuk wiraswasta yang tangguh. Menurut Hoselitzpembangunan membutuhkan pemasokan dari beberapa unsur yaitu:
a)      Pemasokan modal besar dan perbankan
Pengalaman dari negara-negara eropa ketika menjalankan proses lepas landas menunjukan pentingnya lembaga-lembaga perbankan. Tanpa lembaga-lembaga seperti ini, modal besar yang ada sulit dikumpulkan sehingga menjadi sia-sia dan tidak menghasilkan pembangunan.
b)      Pemasokan tenaga ahli dan terampil
Perkembangan teknologi dan sains harus sudah melembaga sebelum masyarakat tersebut melakukan lepas landas. Inilah yang menjadi pengalaman di negara-negara Eropa. Hal ini sudah tersedia sebelum lepas landas. Hoselitz membicarakan lebih jauh tentang tenaga wiraswasta. Orang-orang ini muncul diperlukan sebuah masyarakat dengan kebudayaan tertentu. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan yang beranggapan bahwa mencari kekayaan bukan merupakan hal yang buruk.
Hoselitz kemudiaan membahas adanya sekelompok minoritas yang disingkirkan oleh masyarakat kelompok marjinal ini mengalami proses anomia atau kehilangan pegangan nilai.
6.      ALEX INKELESDAN DAVID H. SMITH: MANUSIA MODREN
Alex Inkeles dan David Smith berbicara pentingnya faktor manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan. Dalam pembangunan juga dibutuhkan manusia yang dapat mengembangkan sarana material tersebut supaya menjadi produktif. Apakah manusia modren itu? Kedua tokoh ini memberikan ciri-ciri manusia yang dimaksud, antara lain keterbukaan terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi ke msa sekarang dan masa datang, punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai alam dan bukan sebaliknya.
Dari hasil penelitiaan ya, Inkeles dan Smith, bahwa memang pendidikan adalah yang paling efektif untuk mengubah manusia. Dampak pendidikan tiga kali lebih kuat jika dibandingkan dengan usaha-usaha lainya. Kemudian pengalaman kerja dan pengenalan terhadap media massa merupakan cara kedua yang efektif. Inkeles dan Smith kemudian menekankan faktor pengalaman kerja, terutama pengalaman kerja di pabrik, sebagai faktor yang berperan besar dalam mengubah manusia tradisional menjadi moderen. Dengan kata lain manusia tradisional bisa diubah menjadi manusia modren bila dia diterjunkan kedalam lembaga-lembaga kerja yang modren. 

Dari ke enam teori yang ada, teori  pembangunan yang ada ,paling sesuai diterapkan di Negara sedang berkembang adalah teori yang dikemukakan oleh McClelland. Karena teori ini menekankan aspek-aspek pisikologi individu dengan konsep n-Achnya dapat dianggap mewakili aliran ini. Bagi McClelland, mendorong proses pembangunan berarrti membentuk manusia wiraswasta dengan n-Ach yang tinggi. Cara pembentukanya adalah melalui pendidikan individual,ketika mereka ini masih anak-anak di lingkungan keluarga mereka. Kalau manusia wiraswasta ini dapat dibentuk dalam jumlah yamg banyak, proses pembangunan dalam masyarakat tersebut akan menjadi kenyataan. 

No comments:

Soal Pendidikan Kewarganegaraan

PAI 1.C Bagaimana relevansi pendidikan kewarganegaraan dalam konteks kehidupan bangsa dan Negara Indonesia saat ini? Berikan p...