TEORI
MODERNIISASIPEMBANGUNAN SEBAGAI MASALAH INTERNAL
A.
PEMBAGIAN KERJA SECARA
INTERNASIONAL
Teori
pembagian kerja secara internasional merupakan teori yang dianut, para ahli
ekonom, termasuk mereka yang punya posisi penting dalam menentukan kebijakan perdagangan
luar negeri sebuah negara, mengikuti teori ini. Teori-teori ini pada dasarnya
menyatakan bahwa setiap negara harus melakukan spesialisasi produksi sesuai
dengan keuntunggan komparatif yang dimiliki.
Teori Pembagian Kerja Secara internasional juga
menyatakan bahwa perdagangan internasional akan menguntungkan semua pihak.
Harga barang akan turun mencapai titik terendah bila terjadi perdaganga bebas.
Missal kemajuan teknologi di Negara-negara industry akan mengakibatkan produksi
jadi berlimpah dan murah.
Pada akhirnya seperti yang dikatakan oleh Tudaro,
pembangunan yang didasarkan pada kemandirian diri sendiri melalui isolasi
sebagian atau keseluruhan, dianggap sebagaai pembangunan yang secara ekonomis
kurang baik dibandingkan dengan pembangunan yang yang mengikut-serta-kan diri
kedalam perdagangan internasional yang bebas dan tidak terbatas. Pembangunan
yang meleburkan diri ke dalam kegiatan ekonomi dunia, pada dasarnya
negara-negara yang ada saling tergantung dan akan lebih menguntungkan bila negara-negara
saling mengisi kelemahan yang ada.
B.
TEORI MODERNISASI
Teori keuntungan komparatif yang dimiliki di dunia
ini terdapat dua kelompok negara (1) negara yang memproduksi hasil
pertanian, dan (2) negara memproduksi barang industri. Mengapa
terjadi dua kelampak negara –yaitu negara-negara miskin biasanya merupakan
negara pertanian dan negara kaya yang biasanya adalah negara industri? Pertama
teori modrnisasi.. Kedua kelmpok
teori struktural. Beberapa teori yang
tergolong kedalam kelompok Teori Modernisasi. Teori-teori dipilih karena
masing-masing teori dianggap mewakili satu kelompok pikiran tertentu
1.
TEORI HARROD-DOMAR: TABUNGAN DAN
INVESTASI
Teori ini dikembangkan oleh Evsey Domar
dan Roy Harrod. Kedua tokoh tersebut mencapai kesimpulan yang sama yaitu bahwa
pertumbuhan ekonoimi ditentukan tingginya tabungan dan investasi. Kalau
tabungan dan investasi rendah, pertumbuhan ekonomi masyarakat atau negara
tersebut juga akan rendah. Rumus pembangunan Harrod Domar ini masih dipertahankan.
Rumus ini didasarkan pada asumsi bahwa masalah pembangunan pada dasarnya
merupakan masalah menambahkan investasi modal. Masalah keterbelakangan adalah
masalah kekurangan modal. Seperti yang dikatakan oleh blomstron dan Hettene.
Modifikasi-modifikasidari teori Harrod-
Domar memang terus terjadi. Tetapi prinsipnya sama : kekurangan modal,tabungan
dan investasi menjadi masalah utuma pembangunan. Satu teori yang merupakan
modifikasi dari teori ini adalah,Teori Rostow tentang tingkat-tingkat pertumbuhan
dan tinggal landas. Pada intinya Rostow
berbicara tentang usaha peningkatan tabungan dan investasi dalam memacu
perkembangan sebuah masyarakat untuk mencapai posisi tinggal landas.
2.
MAX WEBER: ETIKA PROTESTAN
Teori Weber
mempersoalkan masalah manusia yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya
disekitarnya,khususnya nilai-nilai agama. Dia membahas bermacam gejala
kemasyarakatan, misalnya tentang perkembangan bangsa-bangsa didunia,tentang
kepemimpinan dan lain sebagainya. Salah satu topik yang penting bagi masalah
pembangunan yang di bahas oleh Weber adalah tentang peran agama sebagai faktor
yang menyebabkan munculnya kapitalisme di eropa barat dan Amerika Serikat.
Setelah melakukan analisa, Weber mencapai kesimpulan bahwa salah salah
satu penyebab utamanya negara di Eropa dan Amerika Serikat adalah apa yang
disebutnya sebagai Etika Protestan. Etika protestan lahir di eropa
melalui agama Protestan yang dikembangkan oleh Calvin. Calvin mengatakan
bahwaseorang itu sudah ditakdirkan sebelumnya untuk masuk ke surga ataw neraka.
Tetapi orang yang bersangkutan tentu saja tidak mengetahuinya. Karena itu,
mereka menjadi tidak tenang, menjadi cemas, karena ketidak-jelasan nasibnya
ini.
Salah satu cara untuk mengetahui
apakah mereka akan masuk surga atau neraka adalah keberhasilan kerjanya didunia
yang sekarang ini. Seorang berhasil dalam kerjanya didunia , hampir dapat
dipastikan bahwa dia ditakdirkan untuk naik ke surga setelah dia mati nanti.
Begitu juga sebaliknya. Mereka bekerja tanpa pamerih, artinya mereka bekerja
bukan untuk mencari kekayaan material melainkan terutama mengatasi kecemasanya
. inilah yang disebut Etika Protestan. Etika protestan oleh Weber yaitu,
cara bekerja yang keras dan sungguh-sungguh, lepas dari imbalan materialnya.
Etika protestan menjadi sebuah nilai tentang kerja keras tanpa pamerih untuk
mencapai sukses.
3.
DAVID MCCLELLAND: DORONGAN
BERPRESTASI ATAU N-ACH
McClellandseorang ahli pisikologi sosial
mengambil kesimpulan bahwa untuk membuat sebuah pekerjaan berhasil , yang
penting adalah sikap terhadap pekerjaan tersebut. McClelland tiba pada
konsepnya yaitu, the need foor Achievement, kebutuhan atau dorongan
untuk berprestas. Konsep ini disingkat dengan sebuah simbul n-Ach. Orang dengan
n-Ach tinggi, yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi mengalami nkepuasan
bukan karena mendapatkan imbalan dari hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerja
tersebut di anggapnya sangat baik. Ada kepuasan batin tersendiri kalau dia
berhasil menyelesaikan pekerjaanya dengan sempurna. Imbalan material menjadi faktor
sekunder.
McClelland
mengatakan bahwa kalau dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang memiliki
n-Ach tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dari data dan hasil penilaian ditemukan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi selalu didahului oleh n-Ach yang tinggi
dalam karya sastra yang ada ketika itu. Kalau karya-karya tersebut
menunjukan n-Ach rendah, pertumbuhan
ekonominya kemudian menunjukan anggka yang menurun.
4.
W.W. ROSTOW : LIMA TAHAP PEMBANGUNAN
Rostow menguraikan teorinya tentang
proses pembangunan dalam sebuah
masyarakat,bagi rostow pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah
garis lurus, yaitu dari masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju.
Rostow membagi proses pembangunan menjadi lima tahap yaitu sebagai berikut;
a) Masyarakat
Tradisional
Produksi masih
sangat terbatas. Masyarakat cenderung bersifat statis, dalam artian kemajuan
berjalan dengan sangat lambat. Prodoksi dipakai untuk konsumsi,tidak ada
investasi.
b)
Prokondisi untuk Lepas Landas
Keadaan ini
terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih
maju. Perubahan ini tidak datang karena faktor-faktor internal masyarakat
tersebut, karena pada dasarnya masyarakat tradisional tidak mampu untuk
mengubah dirinya sendiri. Campurtangan dari luar ini menggoncangkan masyarakat
tradisional itu. Di dalamnya mulai ada berkembang ide pembaharuan.
c)
Lepas Landas
Pada periode
ini, tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10% dari
pendapatan nasional, atau lebih. Juga industri-indusrti baru mulai berkembang
sangat pesat. Keuntunganya sebagian besar ditanamkan kembali ke pabrik yang
baru. Dalam pertaniaan, teknik-teknik baru juga tumbuh. Pertanian menjadi usaha
komersial untuk mencari keuntungan, bukan sekedar untuk konsumsi.
d)
Bergerak Ke Kedewasaan
Antara 10%
sampai 20% dari pendapatan nasional selalu diinvestasikan kembali, supaya bisa
mengatasi persoalan pertambahan penduduk. Industri berkembang dengan pesat. Negara
ini memantapkan posisinya dalam perekonomiaan global. Barang-barang yang
tadinya diimport sekarang diproduksikan di dalam neger, import baru menjadi
kebutuhan,sementara ekspor barang-barang baru mengimbangi impor.
e)
Zaman konsumsi Masal yang Tinggi
Produksi industry mulai berubah, dari
kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama. Pada periode
ini, investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang
paling utama. Sesudah taraf kedewasaan dicapai , surplus ekonomi akibat proses
politik yang terjadi dialokasikan untuk kesejahteraan social dan penambahan
dana social
Teori Rostow tentang lima tahap pertumbuhan ekonomi
ini seperti halnya teori-teori modrenisasilainya, didasarkan pada dikotomi
masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Rostow juga berbicara tentang
keperluan akan adanya sekelompok wiraswastawan selain itu Rostow jua berbicara
tentang kondisi-kondisi social yang melahirkan para wiraswastawan. Rostow
menyebutkan dua kondisi social !) adanya elit baru dalam masyarakat yang merasa
diingkari haknya oleh masyarakat tradisional di mana dia hidup, untuk mendapatkan
prestise dan mencapai cara-cara konvensional yang ada. 2) masyarakat yang ada
cukup fleksibel untuk memperbolehkan warganya mencari kekayaan sebagai jalan
untuk menaikan statusnya dalam masyarakat.
5.
BERT F HOSELITZ: FAKTOR-FAKTOR NON
EKONOMI.
Faktor non-ekonomi ini disebut faktor kondisi
lingkungan, yang dianggap penting dalam proses pembangunan. Hoselitz
menekankan bahwa meski seringkali orang menunjukan bahwa masalah utama
pembangunan adalah kekurangan modal, ada
masalah lain yang juga sangat penting, yaitu ktrampilan kerja tertentu,
termasuk wiraswasta yang tangguh. Menurut Hoselitzpembangunan membutuhkan
pemasokan dari beberapa unsur yaitu:
a) Pemasokan
modal besar dan perbankan
Pengalaman dari negara-negara eropa
ketika menjalankan proses lepas landas menunjukan pentingnya lembaga-lembaga
perbankan. Tanpa lembaga-lembaga seperti ini, modal besar yang ada sulit
dikumpulkan sehingga menjadi sia-sia dan tidak menghasilkan pembangunan.
b) Pemasokan
tenaga ahli dan terampil
Perkembangan teknologi dan sains
harus sudah melembaga sebelum masyarakat tersebut melakukan lepas landas.
Inilah yang menjadi pengalaman di negara-negara Eropa. Hal ini sudah tersedia
sebelum lepas landas. Hoselitz membicarakan lebih jauh tentang tenaga
wiraswasta. Orang-orang ini muncul diperlukan sebuah masyarakat dengan
kebudayaan tertentu. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan yang
beranggapan bahwa mencari kekayaan bukan merupakan hal yang buruk.
Hoselitz kemudiaan membahas adanya sekelompok
minoritas yang disingkirkan oleh masyarakat kelompok marjinal ini mengalami
proses anomia atau kehilangan pegangan nilai.
6.
ALEX INKELESDAN DAVID H. SMITH:
MANUSIA MODREN
Alex Inkeles dan David Smith berbicara pentingnya
faktor manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan. Dalam pembangunan
juga dibutuhkan manusia yang dapat mengembangkan sarana material tersebut
supaya menjadi produktif. Apakah manusia modren itu? Kedua tokoh ini memberikan
ciri-ciri manusia yang dimaksud, antara lain keterbukaan terhadap pengalaman
dan ide baru, berorientasi ke msa sekarang dan masa datang, punya kesanggupan
merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai alam dan bukan sebaliknya.
Dari hasil penelitiaan ya, Inkeles dan Smith, bahwa
memang pendidikan adalah yang paling efektif untuk mengubah manusia. Dampak
pendidikan tiga kali lebih kuat jika dibandingkan dengan usaha-usaha lainya.
Kemudian pengalaman kerja dan pengenalan terhadap media massa merupakan cara
kedua yang efektif. Inkeles dan Smith kemudian menekankan faktor pengalaman kerja,
terutama pengalaman kerja di pabrik, sebagai faktor yang berperan besar dalam
mengubah manusia tradisional menjadi moderen. Dengan kata lain manusia
tradisional bisa diubah menjadi manusia modren bila dia diterjunkan kedalam
lembaga-lembaga kerja yang modren.
Dari
ke enam teori yang ada, teori pembangunan yang ada ,paling sesuai diterapkan
di Negara sedang berkembang adalah teori yang dikemukakan oleh McClelland.
Karena teori ini menekankan aspek-aspek pisikologi individu dengan
konsep n-Achnya dapat dianggap mewakili aliran ini. Bagi McClelland, mendorong
proses pembangunan berarrti membentuk manusia wiraswasta dengan n-Ach yang
tinggi. Cara pembentukanya adalah melalui pendidikan individual,ketika mereka
ini masih anak-anak di lingkungan keluarga mereka. Kalau manusia wiraswasta ini
dapat dibentuk dalam jumlah yamg banyak, proses pembangunan dalam masyarakat
tersebut akan menjadi kenyataan.
No comments:
Post a Comment